Deposito berjangka masih jadi pilihan investasi aman bagi banyak orang, terutama yang ingin dapatkan bunga bank tertinggi dengan risiko minim. Produk perbankan ini cocok buat kamu yang punya dana mengendap dan nggak butuh cair dalam waktu dekat. Bunganya lebih tinggi dibanding tabungan biasa, tapi memang dananya terkunci sampai jatuh tempo. Nah, sebelum memutuskan buka deposito berjangka, penting banget bandingin suku bunga antar bank dan pilih tenor yang sesuai kebutuhan. Jangan lupa cek juga syarat dan ketentuannya biar nggak kaget pas cairin dana.
Baca Juga: Analisis Hubungan Inflasi dan Harga Emas
Keuntungan Deposito Berjangka
Investasi deposito berjangka punya beberapa keunggulan yang bikin banyak orang memilihnya. Pertama, bunganya lebih tinggi dibanding tabungan biasa. Menurut Bank Indonesia, suku bunga deposito biasanya 1-2% lebih tinggi dari tabungan reguler. Ini karena dana kamu "dikunci" dalam periode tertentu.
Kedua, risikonya rendah banget. Berbeda dengan saham atau reksadana yang fluktuatif, deposito berjangka dijamin LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) sampai nominal tertentu. Jadi uang kamu aman meskipun bank bermasalah.
Ketiga, cocok buat yang suka kepastian. Kamu bisa hitung dengan pasti berapa bunga yang akan didapat sejak awal. Misal deposito 100 juta dengan bunga 5% per tahun, ya udah pasti dapat 5 juta setahun (sebelum pajak).
Keempat, ada pilihan tenor fleksibel. Mulai dari 1 bulan sampai beberapa tahun, bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Biasanya makin panjang tenor, makin tinggi bunganya.
Terakhir, prosesnya simpel. Nggak perlu ribet monitor tiap hari seperti investasi lain. Setor uang, tunggu jatuh tempo, dapet bunga. Cocok buat pemula atau yang nggak mau repot.
Tapi ingat, deposito berjangka kurang cocok buat dana darurat karena dananya nggak bisa ditarik sembarangan. Kalau terpaksa dicairin sebelum jatuh tempo, biasanya kena penalti atau bunga hangus. Jadi pastikan dana yang dipake benar-benar "uang nganggur".
Baca Juga: Tempat Terbaik Jual Aged dan Expired Domain Murah di STARTUPCOMMA.COM
Perbandingan Bunga Bank
Kalau mau cari deposito berjangka dengan bunga bank tertinggi, jangan asal pilih. Bunga deposito tiap bank beda-beda, tergantung kebijakan masing-masing. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan, per September 2023, kisaran bunga deposito di bank-bank besar sekitar 3-5% per tahun, sementara bank digital dan BPR bisa lebih tinggi sampai 6-7%.
Bank-bank BUMN seperti BRI, BNI, atau Mandiri biasanya nawarin bunga lebih rendah tapi lebih stabil. Sementara bank swasta dan digital seperti CIMB Niaga atau Bank Jago sering kasih promo bunga tinggi buat narik nasabah baru. Tapi hati-hati, bunga tinggi kadang cuma berlaku untuk periode tertentu atau nominal tertentu.
Buat perbandingan praktis, kamu bisa cek situs BandingBunga yang update data bunga deposito berbagai bank. Atau langsung cek di website masing-masing bank. Perhatikan juga:
- Bunga per tahun vs per bulan (jangan sampai terkecoh angka besar)
- Apakah bunganya fixed atau bisa berubah
- Ada biaya admin atau tidak
- Minimal setoran awal
Jangan lupa, bunga di atas 5% biasanya udah kena pajak 20%. Jadi hitung net-nya dulu sebelum memutuskan. Kalau mau aman, pilih bank yang sudah terdaftar di LPS biar danamu terjamin.
Baca Juga: Panduan Cara Memulai Investasi untuk Pemula
Tips Memilih Deposito
Memilih deposito berjangka yang tepat itu gak bisa asal-asalan. Berikut tips praktis dari pengalaman ngelayanin banyak klien:
- Cek kesehatan bank dulu di LPS. Pastikan bank terdaftar dan masih dapat penjaminan (maksimal 2 miliar per nasabah per bank). Jangan tergiur bunga tinggi kalau banknya gak jelas.
- Pahami kebutuhan dana kamu. Kalau uangnya mungkin dibutuhkan mendadak, pilih tenor pendek 1-3 bulan. Tapi kalau benar-benar "uang tidur", ambil tenor panjang 6-12 bulan biar dapet bunga lebih gede.
- Bandingin bunga net setelah pajak. Bunga 6% kena pajak 20% jadi cuma dapet 4.8%. Kadang bunga 5% di bank lain lebih menguntungkan setelah dipotong pajak.
-
Perhatikan promo. Beberapa bank nawarin bunga tinggi cuma untuk:
- Setoran pertama
- Nasabah baru
- Periode tertentu Baca syaratnya baik-baik biar gak kecewa.
- Cek biaya tersembunyi:
- Biaya admin
- Penalti penarikan dini
- Biaya rekening
- Pertimbangkan kemudahan transaksi. Bank digital mungkin kasih bunga tinggi, tapi kalau kamu nyaman dengan layanan cabang, pilih yang ada ATM-nya dekat rumah.
- Diversifikasi. Jangan taruh semua uang di satu deposito. Bisa dibagi ke beberapa bank atau tenor berbeda biar lebih fleksibel.
- Bunga berlipat: Beberapa bank nawarin "bunga dibayar bulanan". Tapi ini bukan bunga majemuk ya. Bunga tetap dihitung dari pokok awal, bukan pokok+bunga.
-
Perbedaan metode hitung:
- Beberapa bank pakai 360 hari (bunga lebih kecil)
- Ada yang hitung berdasarkan hari kalender tepat Cek di website BI tentang perhitungan bunga yang benar
- Kalkulator online: Manfaatin tools kalkulator deposito di CekAja atau Bareksa buat simulasi lebih akurat
- Bunga mengambang: Beberapa deposito tied to BI Rate. Kalau BI naikin suku bunga, bunganya bisa naik. Tapi jarang terjadi.
Terakhir, selalu hitung imbal hasil riilnya. Kadang deposito kalah sama inflasi, jadi jangan dijadikan satu-satunya instrumen investasi.
Baca Juga: Layanan Jasa Pembuatan PT yang Mudah dan Cepat
Risiko Deposito Berjangka
Meski dianggap aman, deposito berjangka tetap punya risiko yang perlu kamu tahu sebelum investasi:
- Risiko likuiditas – Uang terkunci sampai jatuh tempo. Kalau terpaksa cairin lebih cepat, siap-siap kena penalti (bisa sampe 1-3% dari pokok) atau bunga hangus total. Menurut Peraturan OJK No. 1/2016, bank berhak potong biaya penarikan dini.
- Risiko inflasi – Bunga deposito sering kalah sama kenaikan harga. Data BPS menunjukkan inflasi Indonesia rata-rata 3-4% per tahun. Kalau bunga deposito cuma 5% (net 4% setelah pajak), uangmu nyaris gak nambah nilai riilnya.
- Risiko bank kolaps – Meski dijamin LPS, ada batasnya (maks 2 miliar per nasabah per bank). Kalau simpananmu melebihi itu, sisa dananya gak dijamin. Cek terus rating bank di Pefindo.
- Risiko perubahan suku bunga – Kalau BI naikin suku bunga acuan, bunga deposito baru biasanya ikut naik. Kamu yang udah terkunci di deposito lama bakal dapat bunga lebih rendah dibanding yang baru.
- Risiko pajak – Bunga di atas 5% per tahun kena pajak 20%. Jadi deposito 6% sebenarnya cuma kasih 4.8% ke kamu. Hitung dulu bener-bener worth it atau nggak.
- Risiko mata uang – Untuk deposito valas, fluktuasi kurs bisa bikin nilai investasimu turun meski bunganya tetap.
Solusinya? Jangan taruh semua uang di deposito. Alokasi maksimal 30-40% dari portofolio investasi, sisanya bisa ke instrumen lain yang lebih likuid atau imbal hasil lebih tinggi.
Baca Juga: Optimasi Performa dengan Enkripsi Database
Cara Dapatkan Bunga Tertinggi
Kamu bisa maksimalkan bunga deposito berjangka dengan strategi ini:
- Manfaatin promo bank digital – Bank-bank seperti Neobank atau SeaBank sering kasih bunga spesial buat nasabah baru, kadang sampai 7% untuk 3 bulan pertama. Tapi baca fine print-nya – biasanya ada syarat setoran minimal atau transaksi tertentu.
- Pilih tenor lebih panjang – Data BI menunjukkan deposito 12 bulan biasanya dapat 0.5-1% lebih tinggi dibanding 1 bulan. Tapi jangan terlalu panjang kalau suku bunga lagi naik trend-nya.
- Nego dengan bank – Kalau bawa duit gede (minimal 500 juta), kamu bisa nego bunga lebih tinggi. Bank biasanya kasih special rate untuk deposito besar.
- Bagi jadi beberapa deposito – Daripada buka 1 deposito 100 juta, bikin 5 deposito @20 juta dengan tenor berjenjang (1,3,6,9,12 bulan). Begitu yang 1 bulan jatuh tempo, bisa dirollover ke tenor lebih panjang dengan bunga terbaru.
- Cari bank kecil yang sehat – BPR atau bank daerah sering kasih bunga lebih tinggi. Pastikan aja mereka masih terdaftar di LPS dan ratingnya bagus.
- Time the market – Bunga deposito biasanya naik saat BI naikin suku bunga acuan. Pantau pengumuman Rapat BI buat dapetin timing terbaik.
- Gabung program loyalitas – Beberapa bank kasih extra bunga untuk nasabah prioritas atau yang punya produk lain (kartu kredit, tabungan, dll).
Tapi ingat, jangan kejar bunga tinggi doang. Pertimbangkan juga reputasi bank, kemudahan transaksi, dan risiko yang udah kita bahas sebelumnya.
Baca Juga: Temukan Klinik Perawatan Gigi Terdekat Anda Hari Ini
Perhitungan Bunga Deposito
Hitungan bunga deposito berjangka nggak sesimpel yang banyak orang kira. Ini cara ngitung yang bener biar kamu gak salah ekspektasi:
- Rumus dasar: Bunga = (Pokok x Suku Bunga x Tenor dalam hari) / 365 Misal deposito 100 juta, bunga 5% per tahun, tenor 30 hari: (100.000.000 x 5% x 30) / 365 = Rp410,958 (sebelum pajak)
- Pajak bunga: Kalau bunga lebih dari 5% per tahun, kena pajak 20%. Pakai contoh di atas:
- Bunga 6% = Rp493,150
- Dikurangi pajak 20% = Rp394,520 (net yang kamu terima)
Contoh kasus: Deposito 200 juta, bunga 5.5%, 6 bulan: (200.000.000 x 5.5% x 180) / 365 = Rp5,424,657 Dikurangi pajak 20% (karena >5%) = Rp4,339,726 net Jadi dapet sekitar 4.34 juta untuk 6 bulan.
Ingat, nominal kecil biasanya dapat bunga lebih rendah. Baru dapat rate bagus kalau setor di atas 500 juta.
Baca Juga: Pinjaman Online Bermasalah: Mengenal dan Menghindari Aplikasi Pinjol Ilegal
Strategi Investasi Aman
Kalau mau pakai deposito berjangka sebagai bagian dari strategi investasi, ini cara mainnya biar aman tapi tetap optimal:
- Laddering Deposito – Bagi dana ke beberapa deposito dengan tenor berbeda. Misal 25% untuk 1 bulan, 25% 3 bulan, 25% 6 bulan, dan 25% 12 bulan. Begitu yang 1 bulan jatuh tempo, dirollover ke 12 bulan. Strategi ini bikin kamu tetap punya akses ke dana secara berkala sambil dapetin bunga tinggi. Investopedia bilang ini cara terbaik atur likuiditas.
- Diversifikasi Bank – Jangan taruh semua uang di satu bank. Sebar di 3-4 bank berbeda yang terdaftar LPS. Kalau satu bank bermasalah, danamu di bank lain masih aman. Cek kesehatan bank di INFOBANK.
- Gabung dengan Investasi Lain – Deposito cocok buat dana darurat atau tujuan jangka pendek (1-3 tahun). Untuk jangka panjang, alokasi sebagian ke reksadana atau obligasi yang imbal hasilnya lebih tinggi. Bareksa punya tools buat hitung alokasi ideal.
- Auto Rollover – Aktifin fitur perpanjangan otomatis. Dana otomatis diperpanjang dengan suku bunga terbaru saat jatuh tempo, jadi kamu gak ketinggalan bunga karena lupa.
- Pantau Suku Bunga BI – Kalau BI umumkan kenaikan suku bunga acuan, biasanya bunga deposito ikut naik 1-2 minggu kemudian. Waktu terbaik buka deposito adalah tepat setelah kenaikan suku bunga.
- Sinkronkan dengan Kebutuhan – Atur jatuh tempo deposito sesuai waktu butuh dana. Kalau mau beli rumah 2 tahun lagi, bikin deposito 18-20 bulan biar pas jatuh tempo bisa langsung dipake.
- Hindari Deposito Valas – Kecuali benar-benar paham risiko kurs, mending deposito dalam rupiah aja. Fluktuasi nilai tukar bisa makan semua keuntungan bunga.

Deposito berjangka tetap jadi pilihan menarik buat yang cari investasi rendah risiko dengan bunga bank tertinggi dibanding tabungan biasa. Tapi jangan cuma liat angka bunganya doang – pertimbangin juga reputasi bank, kebutuhan likuiditas, dan risiko inflasi. Pinter-pinter atur strategi kayak laddering atau diversifikasi biar dana tetap aman tapi imbal hasil maksimal. Ingat, deposito paling cocok buat dana nganggur yang emang nggak kepake dalam waktu dekat. Kalau mau hasil lebih tinggi, bisa dikombinasiin dengan instrumen investasi lain.